17 research outputs found

    Study on Mamuju clear water supply infrastructures

    Get PDF
    The study Is dedicated to describe the condition of water supply infrastructure in Mamuju and to investigate the fresh water supplied to the domestic customers, viewed from its quality, quantity, and continuity by Manakarra, Mamuju Regional Water Supply Company (PDAM), projecting requirement of five years later, then (the year 2006-2011) The relevant data collected through observations on the water quality. The data are analyzed and described qualitatively using inferential statistics. The result proves that the quantity, ad continuity variables have a significant influence on the availability of water supply infrastructure of Manakarra. The strongest influence comes from the quantity factor, and the continuity and quality respectively. The availability of standard water is important to increase the quantity, continuity of water supply and to improve the performance of the company in fulfilling the quality standard of water to the customers. The intake capacity in 2011 is 196,25 litre/second to meet the water demand of 37,95 litre/second

    PENGARUH ABU CANGKANG SAWIT SEBAGAI PENGGANTI SEMEN PADA BETON BERPORI

    Get PDF
    Abu cangkang sawit adalah abu hasil pembakaran cangkang sawit pada suhu tinggi yang memiliki unsur kimia SiO2, Al2O3 dan CaO sehinnga dikatakan memiliki sifat pozzolan yang memungkinkan untuk dimanfaatkan sebagai bahan pengganti sebagian semen dalam pembuatan beton. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui nilai optimum penggunaan abu cangkang sawit sebagai pengganti sebagian semen dengan persentase 10%, 20%, 30% dan 40% terhadap sifat mekanik beton berpori. Adapun parameter pengujian yaitu kuat tekan umur 7, 14, 21 dan 28 hari, permeabilitas dan porositas beton berpori umur 28 hari, dengan benda uji berjumlah 72 buah benda uji berbentuk silinder yang berdiameter 10 cm dan tinggi 20 cm. Hasil pengujian yang diperolah adalah nilai optimu penggunaan abu cangkang sawit sebagai pengganti semen dengan persentase 0-40% dengan interpal 10% dari berat total semen sampai pada persentase pengunaan abu cangkang sawit 20%, berdasarkan SNI 03-0691-1996 termasuk dalam mutu D yang diperuntukan untuk penggunaan taman dan lainny

    PENGGUNAAN CANGKANG SAWIT SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT TEKAN BETON

    Get PDF
    Beton adalah material utama untuk konstruksi. Namun dengan meningkatnya jumlah penggunaan beton dari waktu ke waktu yang menyebabkan sumber daya yang tersedia menurun, maka dari itu kita membutuhkan alternatif yang dapat mengatasinya yaitu memanfaatkan limbah kelapa sawit dikarenakan cangkang kelapa dsawit yang sifatnya keras diharapkan bisa dijadikan bahan pengganti kerikil. Dalam penelitian ini cangkang sawit dijadikan sebagai bahan pengganti kerikil yang dimana dibuat dua tipe yakni beton dengan 100% cangkang sawit dan beton Variasi yang dimana sebagian kerikil digantikan oleh cangkang sawit dengan persentase 0%, 25%, 50%, 75% dan 100%. Dengan masing-masing 5 tipe nama sampel yang memiliki masing-masing 3 benda uji dengan menggunakan silinder 10 cm x 20 cm yang diuji pada umur 7 dan 28 hari. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui mutu beton jika menggunakan 100% cangkang sawit, untuk mengetahui nilai kuat tekan beton jika sebagian kerikilnya diganti menggunakan cangkang sawit dengan persentase 0%, 25%, 50%, 75 dan 100% serta untuk mengetahui proporsi terbaik yang didapatkan dalam penelitian ini. Dari penelitian ini didapatkan kesimpulan bahwa penggunaan 100% cangkang sawit tidak direkomendasikan untuk pembuatan beton, namun jika hanya mengganti sebagian kerikil dapat digunakan namun tidak boleh lebih dari 50%. Adapun proporsi terbaik yang didapatkan pada penelitian ini adalah G75-PKS25 dengan nilai kuat tekan beton sebesar 32, 72 Mpa (K350)

    Peningkatan motivasi belajar materi cerita rakyat mata pelajaran bahasa jawa melalui metode role playing pada siswa kelas iv-b min 2 Sidoarjo

    Get PDF
    Latar belakang penulisan penelitian ini ialah rendahnya tingkat motivasi belajar siswa kelas IV-B pada materi cerita rakyat. Hal ini terlihat ketika guru menjelaskan materi hanya beberapa siswa saja yang aktif mengikuti pembelajaran, sebagian dari siswa yang lain hanya melakukan aktivitasnya sendiri, berbicara bersama temannya, dan bermain sendiri. Peserta didik juga belum terlihat menyukai mata pelajaran Bahasa Jawa, hal ini terlihat ketika pembelajaran berlangsung peserta didik banyak yang mengantuk dan terkesan kurang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Jawa materi cerita rakyat.Masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah; 1) Penerapan metode Role Playing pada materi cerita rakyat mata pelajaran Bahasa Jawa di kelas IV-B MIN 2 Sidoarjo, 2) Peningkatan motivasi belajar materi cerita rakyat mata pelajaran Bahasa Jawa melalui metode Role Playing pada siswa kelas IV-B MIN 2 Sidoarjo.Metode penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah PTK model Kurt Lewin dengan subjek penelitian 28 siswa dan tempat penelitian di MIN 2 Sidoarjo. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus pembelajaran yang meliputi empat tahap: Planning, Acting, Observing, Reflecting. Pengumpulan data diperoleh melalui wawancara, observasi guru dan siswa, angket, tes tulis, dan dokumentasi.Hasil penelitian ini menunjukkan: 1) penerapan metode Role Playing berhasil karena guru bisa menerapkan metode Role Playing ini dengan baik dalam pembelajaran. hal ini dibuktikan dengan perolehan skor pengamatan aktivitas guru dan siswa yang mengalami peningkatan, yaitu skor aktivitas guru yang mendapat skor 75(cukup) pada siklus I dan mengalami peningkatan menjadi 90(sangat baik) pada siklus II. Kemudian skor pengamatan aktivitas siswa yang mendapat skor 68,75(cukup) pada siklus I menjadi 89,5(baik) pada siklus II. 2) Selain itu juga peningkatan motivasi belajar siswa kelas IV-B juga berhasil. Hal ini dibuktikan dari tahap pra siklus, siklus I, dan siklus II. Persentase motivasi belajar siswa yang berkategori tinggi dan sangat tinggi pada pra siklus yaitu sebesar 39,29% meningkat menjadi 57,14% pada siklus I dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 85,71%. Lalu dilihat dari persentase ketuntasan hasil belajar pada pra siklus sebesar 29%(rendah) meningkat menjadi 54%(cukup) pada siklus I dan meningkat lagi pada siklus II menjadi sebesar 86%(sangat tinggi)

    Correlation Between Communication Channels and The Perception About Geomembrane Technological Innovation of Salt Production in Sumenep Regency

    Get PDF
    Saluran komunikasi adalah media untuk pembangunan pertanian berkelanjutan serta pemanfaatan inovasi dan teknologi bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat tanpa mengabaikan kelestarian sumber daya alam dan lingkungan. Pemerintah mendorong aplikasi inovasi teknologi geomembrane pada produksi garam dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas garam yang dihasilkan. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan saluran komunikasi dan persepsi petambak garam rakyat terhadap inovasi teknologi geomembrane, serta menganalisis hubungan antara saluran komunikasi dengan persepsi inovasi teknologi tambak garam. Unit analisis adalah petambak garam rakyat di Desa Gersik Putih dan Desa Sentol Daya Kabupaten Sumenep sebanyak 68 responden. Data dianalisis menggunakan metode korelasi pearson. Hasil analisis menunjukkan bawah petambak garam rakyat menggunakan seluruh saluran komunikasi kecuali media hibrida internet. Persepsi terendah adalah kerumitan dan persepsi tertinggi adalah tingkat trialabilitas pada teknologi geomembrane. Saluran komunikasi interpersonal berhubungan dengan persepsi inovasi pada karakteristik tingkat keuntungan relatif, tingkat kompabilitas, dan tingkat observabilitas, sedangkan komunikasi kelompok berhubungan negatif pada tingkat trialabilitas.The communication channel is a media for sustainable agricultural development and the use of innovation and technology for improving people's welfare without ignoring the preservation of natural and environmental resources. The government encourages the application of geomembrane technological innovations in salt production with the aim of increasing the productivity and quality of the salt produced. The purpose of this reseach is to describe the communication channels and perceptions of people's salt farmers on geomembrane technology innovation, and analyze the correlation of communication channels with perceptions of salt pond technology innovation. The unit of analysis is community salt farmers in the Gersik Putih village and Sentol Daya village, Sumenep Regency, with 68 respondents. Data were analyzed using Pearson correlation method. The result of the research showed that the bottom of the salt salt farmer uses all communication channels except internet hybrid media. The lowest perception is the level of complexity and the highest perception is the level of trialability in geomembrane technology. Interpersonal communication channel related to perceptions of innovation on the characteristics of the level of relative advantage, level of compatibility, and level of observability. While group communication netagative relates to the level of trialability

    Pendeteksi Tingkat Kecanduan Internet Berbasis Sistem Pakar yang Menggunakan Certainty Factor

    Get PDF
    Bermula sejak COVID19 maka hampir setiap orang di seluruh dunia menggunakan internet bahkan hingga tahap yang mencemaskan yaitu kecanduan internet. Beberapa penelitian melaporkan bahwa tingkat kecanduan terhadap penggunaan jaringan internet semakin tinggi walaupun COVID19 telah reda. Remaja belum mampu memilih aktivi-tas sambungan internet yang bermanfaat dan mereka lebih mudah mengalami pengaruh buruk lingkungan per-gaulan. Untuk mengatasi hal tersebut mereka perlu dukungan dari para psikolog sehingga dapat mencegah dan mendiagnosis dini sebelum mereka menjadi penderita kecanduan internet berat. Namun disisi lain, jumlah psikolog yang dapat membantu masih sangat terbatas terutama di kota-kota kecil. Selain itu faktor ekonomi dan keterbata-san waktu orangtua dalam mendapingi anaknya mengunjugi psikolog menjadi penghambat utama. Oleh karena itu perlu ditemukan solusi yang dapat mengatasi keterbatasan-keterbatasan dan penghambat remaja dalam mendapat-kan pelayanan dari seorang psikolog. Salah satu solusi dari permasalahan tersebut adalah membangun sebuah sis-tem pakar yang dapat bekerja sebagai seorang psikolog. Tujuan penelitian ini adalah untuk membangun sebuah aplikasi sistem pakar untuk melakukan diagnosis kecanduan internet dengan menggunakan metode certainty factor (factor kepercayaan). Tingkat kecanduan internet dikategorikan dalam rendah, sedang dan tinggi. Pengujian sis-tem dilakukan dengan menggunakan pengujian black box yang memungkinkan pakar memperoleh kumpulan kondi-si keluaran yang akan mengerjakan seluruh keperluan fungsional program. Pengujian ini menunjukkan pemasukan data keluaran telah berjalan sebagaimana yang diharapkan. Pengujian terhadap 20 repsonden memberikan ting-kat akurasi sistem pakar “Internet Sehat” 83

    Optimizing ODP Device Placement on FTTH Network Using Genetic Algorithms

    Get PDF
    Currently the problem of Optical Distribution Point (ODP) infrastructure is important in fiber to the home (FTTH) network access because ODP infrastructure development is no longer dependent on demand, so placing ODP manually without a systematic method can cause an increase in the value of optical fiber attenuation. on the length of the cable and cause the cable distribution to be irregular. This study aims to optimize the placement of ODP devices in PT BCV's FTTH network by using the Traveling Salesman Problem (TSP) scheme with the genetic algorithm (GA) approach and using hybrid GA, testing is carried out using Matlab software. Testing with development using Hybrid GA gets the best path with a fitness value of 28.6457 and a computation time of 89.93 seconds

    Effect of Reengineering on the Information and Statistics Process in the Iran University of Medical Sciences

    Get PDF
    Introduction: Nowadays, organizations working in dynamic and competitive environments have to change their processes from both the inside and outside of the organization. One of the most effective strategies for monitoring and controlling these changes is re-engineering. This study aimed to refine the collection and classification process of data through re-engineering. Methods: This study was done with an analytical-descriptive approach in 2012, in the Planning and Budget department of the Iran University of Medical Sciences. Data were collected by documents, interviews and observations. Three main process indicators include: number of activities, time, and costs of human resource. These were calculated and compared before and after the implementation of the reengineering. Data were analyzed using Microsoft Excel 2007. Results: The current status of the process included 53 activities that reduced to 27 after reengineering. Total process time was reduced from 79 to 38 days and direct human costs decreased to about 15 million Rls. Thus, by the implementation of reengineering, the number of activities, time and costs were decreased to 49%, 52% and 54% respectively. Conclusion: Based on the findings, re-engineering led to improvements of performance and saved resources. Therefore the use of this technique is recommended in order to have an improvement in different performances, increases satisfaction and saves resources
    corecore